Wawancara Pengertian Tujuan Dan Jenisjenis

Wawancara Adalah – Istilah wawancara tak jarang kita dengar dalam berbagai bidang. Sejumlah bidang yang dimaksud antara lain bisnis, seleksi kerja, konseling, hingga dalam penelitian. Namun ternyata tak banyak yang tahu mengenai pengertian wawancara secara mendalam.

Pada umumnya, wawancara sering dikaitkan dengan percakapan antara pewawancara dan narasumber. Sehingga wawancara bisa memiliki banyak manfaat dalam penelitian dan observasi, untuk menggali data sebanyak-banyaknya.

Tak hanya itu, hasil wawancara juga tentu saja bermanfaat sebagai bahan literasi yang berisi ilmu pengetahuan berupa jurnal. Untuk lebih detailnya, kamu bisa mencari tahu makna wawancara menurut para ahli dalam bukunya.

Kamu akan mendapat sejumlah informasi mengenai definisi wawancara dalam penelitian menurut para ahli. Apabila tak mau repot, ada cara mudah untuk mengetahuinya yakni dengan menyimak artikel lengkap di bawah ini.

> Lihat juga :Contoh Reklame Beserta Gambar dan Penjelasannya

Pengertian Wawancara
Apa itu wawancara? Pertanyaan ini sering muncul di pikiran ketika akan mendapat panggilan wawancara kerja. Ketika akan mewawancarai narasumber untuk penelitian pun, kita juga terbersit sejenak tentang makna wawancara.

Secara umum, pengertian wawancara adalah suatu bentuk perbincangan antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan informasi. Pihak yang terlibat dalam sebuah wawancara biasanya dinamakan pewawancara dan narasumber.

Pewawancara berperan sebagai pihak yang mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Sedangkan narasumber memiliki hak untuk memberi jawaban kepada pewawancara atas pertanyaan yang diajukan.

Tanya jawab dalam wawancara tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari sumber terpercaya. Sehingga hasil wawancara selalu dianggap valid dan tak diragukan lagi kredibilitasnya.

Wawancara memiliki beragam bentuk, mulai dari untuk mendapatkan berita terbaru, mengumpulkan data penelitian, dan masih banyak lagi.

Definisi wawancara tak hanya sebatas secara umum. Kamu juga bisa mengetahui lebih dalam seputar makna wawancara dari para ahli. Di bawah ini adalah sejumlah pengertian wawancara lebih mendalam menurut para ahli, yang bisa kamu simak.

Koentjaraningrat
Pengertian wawancara menurut para ahli yang pertama disampaikan oleh Bapak Antropologi Indonesia yakni Koentjaraningrat. Pria asal Yogyakarta ini memiliki nama lengkap Pangeran Haryo Prof. Dr. Koentjaraningrat.

Koentjaraningrat juga merupakan seorang alumnus Fakultas Sastra Universitas Indonesia, yang telah menulis banyak buku literasi. Sepanjang hayatnya, Koentjaraningrat telah banyak berkiprah di dunia antropologi beserta aspek-aspek kebudayaan Indonesia.

Menurut Koentjaraningrat, definisi wawancara yaitu sebuah cara yang difungsikan untuk menjalankan tugas tertentu. Selain itu, wawancara juga dijalankan dengan tujuan untuk memperoleh informasi.

Informasi yang ingin didapatkan biasanya dilakukan dengan jalan percakapan secara lisan dengan responden. Sehingga wawancara identik dengan tata cara berkomunikasi secara tatap muka.

Sugiyono
Tak hanya Koentjaraningrat yang bukunya dikenal sebagai rujukan berbagai referensi pengajaran. Ada seorang penulis buku terbanyak bidang penelitian, yang telah menerbitkan segudang literasi untuk Indonesia.

Penulis buku yang dimaksud adalah Sugiyono, yang merupakan alumnus Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Buku-buku yang telah diterbitkan Sugiyono, sering dijadikan literatur oleh dosen dan mahasiswa selama bertahun-tahun.

Menurut ahli bidang penelitian yang satu ini, pengertian wawancara tak lepas dari sebuah teknik mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang dimaksud biasanya dilakukan dengan cara terstruktur maupun tidak terstruktur.

Menurut Sugiyono, wawancara juga perlu dilakukan melalui tatap muka. Namun tak menutup kemungkinan bisa dilakukan melalui jaringan telepon.

Arikunto
Penulis buku penelitian selanjutnya yang tak mau kalah menyumbangkan ide perihal definisi wawancara adalah Arikunto. Ahli di bidang penelitian ini memiliki nama lengkap Suharsimi Arikunto.

Suharsimi Arikunto juga merupakan guru besar Universitas Negeri Yogyakarta dan mengajar di kampus tersebut. Buku-buku karya Arikunto masih laris dijadikan referensi mahasiswa dan akademisi, untuk membuat jurnal ilmiah hingga saat ini.

Menurut ahli di bidang manajemen pendidikan ini, pengertian wawancara memiliki kaitan yang erat dengan sebuah dialog. Dalam penelitian kualitatif, wawancara merupakan dialog yang dijalankan oleh pewawancara dan terwawancara.

Dialog yang terjadi di antara pewawancara dan terwawancara ini, dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan sebuah informasi.

Lexy J. Moleong
Seorang penulis buku seputar metodologi penelitian, juga tak mau ketinggalan dalam menyampaikan gagasannya perihal definisi wawancara. Penulis buku literasi yang dimaksud bernama Lexy J. Moleong.

Menurut Lexy J. Moleong, pengertian wawancara adalah sebuah percakapan yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sehingga percakapan bukan hanya sekadar pembicaraan semata, namun memiliki hasil tujuan yang ingin diraih.

Menurut buku yang ditulis Lexy J. Moleong, metode wawancara dilakukan oleh peneliti dan responden yang berhadapan secara langsung atau face to face. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh informasi secara lisan dengan tujuan tertentu.

Tujuan yang dimaksud biasanya untuk mendapatkan data demi menjelaskan rumusan masalah dalam penelitian.

Robert Kahn dan Channel
Para pakar dari luar negeri juga turut mengungkapkan pendapatnya mengenai definisi wawancara. Ahli yang turut menyumbangkan gagasannya yaitu Robert Kahn dan Charles Channel.

Menurut Robert Kahn dan Channel, pengertian wawancara memiliki hubungan yang erat dengan pola khusus dari suatu interaksi. Interaksi antara pihak-pihak yang terlibat tersebut biasanya dilakukan secara lisan.

Tak hanya sebatas interaksi lisan, wawancara juga dilaksanakan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditentukan. Sehingga wawancara dilakukan dengan berfokus pada area konten yang sangat detail dan spesifik.

Konten yang menjadi perhatian wawancara tentu saja harus melalui proses eliminasi terlebih dahulu. Eliminasi dilakukan dengan cara menyortir materi yang memiliki kaitan.

Charles Stewart dan W.B Cash
Ahli dari luar negeri selanjutnya yang tak mau kalah dari Robert Kahn dan Channel yaitu Charles Stewart dan W.B Cash. Kedua pakar ini juga memberi perhatian khusus terhadap definisi wawancara.

Menurut Charles Stewart dan W.B Cash, pengertian wawancara tak jauh dari suatu proses interaksi. Interaksi yang dimaksud tentu saja dilaksanakan dengan harapan untuk mencapai tujuan serius.

Charles Stewart dan W.B Cash juga menjelaskan bahwa wawancara mengandung maksud dan tujuan untuk saling bertukar perilaku. Sehingga antara pewawancara dan terwawancara bisa saling mengerti perilaku masing-masing.

Tak heran jika, proses pertukaran perilaku dalam wawancara tentu saja melibatkan tanya jawab antara pewawancara dan terwawancara.

Tujuan Wawancara

Tujuan utama wawancara tentu saja untuk memperoleh informasi selengkap dan sevalid mungkin dari narasumber. Namun ada sejumlah tujuan wawancara lainnya, yang bisa kamu simak pada penjabaran di bawah ini.

Mencari Berita
Tujuan pertama dari pelaksanaan wawancara yang perlu kamu ketahui yakni untuk mencari berita. Hal ini biasanya dilakukan di dunia jurnalistik, dimana reporter atau wartawan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.

Berita yang dicari oleh jurnalis biasanya dari pihak pertama. Pencarian berita oleh jurnalis dilakukan untuk mendapatkan berita terbaru yang akurat. Sehingga berita tersebut bisa dibuktikan kevalidan dan kredibilitasnya untuk disebarkan kepada publik.

Menguji Data
Untuk menguji tingkat kevalidan data, kamu bisa melakukannya melalui metode wawancara. Jawaban dari seorang narasumber bisa dijadikan penguji yang tepat, untuk mengkonfirmasi sebuah data lainnya.

Mengumpulkan Data Penelitian
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data bisa dilakukan dengan berbagai cara. Teknik pengumpulan data penelitian perlu dilakukan dengan wawancara, survei, dan observasi. Namun setiap metode penelitian tentu saja memiliki teknik pengumpulan data yang paling valid.

Dalam penelitian kualitatif, wawancara menjadi metode yang paling tepat untuk diterapkan. Sedangkan untuk metode penelitian kuantitatif, biasanya menggunakan teknik observasi maupun riset.

Melengkapi Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data, wawancara diperlukan untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan. Karena percakapan yang dilakukan dengan narasumber, tak jarang memunculkan sejumlah data tertentu.

Mewujudkan Hubungan Antara Pihak yang Terlibat
Sesi wawancara tentu saja mempertemukan kedua pihak yang terlibat yaitu pewawancara dan narasumber. Pertemuan tersebut tentu saja harus dilaksanakan dengan baik dan jauh dari bentuk ketidaknyamanan.

Untuk menciptakan suasana wawancara yang nyaman, pewawancara harus mampu mereduksi segala bentuk ketegangan. Sehingga narasumber bisa bebas menyampaikan sikap dan perasaan untuk menjawab pertanyaan dari pewawancara.

Ciri-Ciri Pewawancara
Wawancara yang berjalan lancar tak lepas dari peran pewawancara. Sehingga, pewawancara menjadi pemegang peran penting dalam sebuah wawancara. Jika kamu ingin menjadi pewawancara profesional, ada baiknya untuk menyimak ciri-ciri di bawah ini.

Ramah
Ciri-ciri pewawancara profesional yang pertama yaitu ramah. Pewawancara yang baik harus mampu menciptakan suasana menyenangkan. Sikap yang satu ini diperlukan untuk meningkatkan minat narasumber dalam pelaksanaan wawancara.

Untuk mencapai kelancaran wawancara, pewawancara harus mengutamakan sikap ramah dan sopan. Sehingga narasumber akan merasa nyaman dalam setiap tahapan wawancara yang dijalankan.

Netral
Sikap selanjutnya yang harus dimiliki pewawancara adalah netral. Pewawancara tidak diperbolehkan mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap informasi yang diberikan oleh narasumber.

Karena pada dasarnya, tugas pewawancara untuk menggali informasi selengkap mungkin. Tak hanya itu, pewawancara juga harus fokus merekam informasi yang diberikan narasumber. Sehingga pendapat pewawancara hanya akan menghambat jalannya penggalian data.

Adil
Wawancara yang dilakukan dengan lebih dari satu narasumber, harus mengutamakan keadilan. Sehingga pewawancara harus memperlakukan semua narasumber dengan perlakuan yang sama rata dan adil.

Pewawancara harus bersikap hormat dan sopan kepada semua narasumber, tanpa pandang bulu. Bagaimana pun keberadaan atau persepsi publik kepada narasumber tertentu, pewawancara tetap harus menghormatinya.

Lugas
Selanjutnya, pewawancara juga harus mengajukan pertanyaan secara lugas. Pewawancara harus menjaga keteraturan percakapan dengan narasumber. Sehingga pewawancara tidak boleh mengajukan pertanyaan yang berada di luar topik.

Tenang
Seorang pewawancara yang baik harus sanggup mencegah ketegangan selama sesi wawancara. Sehingga pewawancara harus menghindarkan terjadinya penghakiman yang ditujukan kepada narasumber.

Pewawancara harus bisa bersikap tenang dan tegas dalam mengendalikan kondisi dan situasi wawancara. Sikap yang satu ini diperlukan untuk menjaga jalannya wawancara, sehingga percakapan tetap terarah.

Jenis-Jenis Wawancara
Wawancara tentu saja memiliki banyak variasi, yang bisa dikategorikan ke dalam beberapa macam. Di bawah ini adalah jenis-jenis wawancara dan contohnya yang perlu kamu simak sebagai tambahan referensi.

Wawancara Terpimpin
Wawancara jenis ini dilakukan oleh pewawancara yang telah dibekali daftar pertanyaan lengkap dan spesifik. Sehingga pewawancara tak perlu mengajukan pertanyaan secara spontan kepada narasumber.

Pewawancara tinggal memberi pertanyaan kepada narasumber sesuai dengan daftar pertanyaan yang telah disusun secara terperinci. Contoh wawancara terpimpin yaitu interview antara pembawa berita di televisi dengan narasumber.

Wawancara Bebas
Jenis wawancara yang satu ini cenderung tidak terikat dengan aturan dan syarat tertentu. Sehingga pewawancara bebas untuk mengajukan pertanyaan apa saja kepada responden atau narasumber.

Meski bersifat bebas, wawancara jenis ini harus tetap berkaitan dengan lingkup konten dan data yang diinginkan. Sehingga pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara tidak boleh menyimpang dari tujuan.

Kebebasan yang dianut oleh wawancara jenis ini harus dipantau secara terus menerus, sehingga tidak terjadi penyimpangan. Pewawancara yang bertugas mengajukan pertanyaan harus lebih berhati-hati, agar tetap terkendali sesuai tujuan awal.

Contoh wawancara bebas yaitu interview dengan selebriti. Dalam pelaksanaannya, pewawancara bisa mengajukan pertanyaan yang muncul pada saat suasana tertentu. Sehingga, banyak yang menyebut jenis ini sebagai wawancara tidak terstruktur.

Wawancara Bebas Terpimpin
Wawancara yang satu ini merupakan perpaduan dari jenis bebas dan terpimpin. Wawancara bebas terpimpin dilaksanakan dengan pedoman tertentu, namun pewawancara tetap bisa melakukan improvisasi.

Sehingga pewawancara dibekali daftar pertanyaan secara garis besar terlebih dahulu, sebelum melalukan sesi wawancara. Namun dalam pelaksanaan wawancara, pewawancara bisa mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada narasumber.

Wawancara Terbuka
Wawancara terbuka mengandung pertanyaan yang tidak terbatas dan jawaban tidak mengikat. Sehingga pertanyaan pewawancara dalam wawancara terbuka akan sesuai dengan kehendak penjelasan dan pendapat dari narasumber.

Wawancara Konferensi
Jenis wawancara yang satu ini terdiri dari beberapa pewawancara dengan seorang responden atau sebaliknya. Contoh wawancara jenis yaitu konferensi pers oleh artis maupun pimpinan perusahaan.

Tahapan Wawancara
Percakapan yang dilakukan antara pewawancara dan narasumber tentu saja berjalan sesuai dengan tahapan tertentu. Di bawah ini adalah beberapa tahapan wawancara yang perlu kamu pelajari.

Persiapan Wawancara
Tahapan wawancara yang pertama kali harus kamu lakukan adalah persiapan. Kamu harus menyiapkan sejumlah hal sebelum wawancara, mulai dari tema, jenis, hingga narasumber. Setelah itu, kamu perlu membuat jadwal dan menentukan lokasi wawancara.

Membuat Daftar Pertanyaan
Jika semua persiapan sudah dilakukan, selanjutnya kamu perlu membuat daftar pertanyaan untuk sesi wawancara. Untuk membuat list pertanyaan, kamu harus mengumpulkan data terlebih dahulu dari luar lingkungan narasumber.

Melakukan Proses Wawancara
Tahapan ini merupakan inti dari semua pelaksanaan wawancara, dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Sesi wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi seakurat mungkin dari narasumber.

Merekam Jawaban Narasumber
Dalam sesi wawancara, kamu harus melakukan perekamanan dari jawaban yang diberikan narasumber. Perlu diingat bahwa, semua yang narasumber bicarakan merupakan hal penting yang harus dicatat atau direkam.

Membuat Hasil Wawancara
Tahapan terakhir wawancara yang harus kamu laksanakan yaitu menyusun hasil. Hasil wawancara harus disusun dengan tata bahasa yang baik dan benar. Setelah disusun, hasil wawancara bisa disebarluaskan di berbagai media.

Wawancara memiliki makna luas, meski yang sering kita jumpai hanya seputar di dunia kerja. Terlepas dari wawancara seleksi karyawan baru, makna wawancara tak jarang dihubungkan dengan tanya jawab di antara pihak-pihak yang terlibat.

Tanya jawab yang dimaksud tentu saja dilakukan untuk menghasilkan informasi dan tujuan tertentu. Sehingga pengertian wawancara pada artikel di atas, perlu kamu pahami secara mendalam tentang esensinya.