Tata Cara Sholat Dhuha

Merdeka.com – Tata cara sholat dhuha sebaiknya diketahui oleh umat Islam. Sholat merupakan salah satu ibadah paling penting bagi muslim dan muslimah. Mulai dari sholat subuh, sholat dhuhur, sholat ashar, sholat maghrib dan sholat isya’. Saking pentingnya, ibadah sholat fardhu tersebut wajib dijaga dan tidak boleh ditinggalkan sekalipun.

Bahaya meninggalkan sholat ini tertera dalam hadis dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, yang mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Pemisah Antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan adalah shalat. Apabila dia meninggalkannya, maka dia melakukan kesyirikan.” (HR. Ath Thobariy).

Setelah terbiasa mengerjakan sholat fardhu dengan tepat waktu, bisa mulai mencoba untuk mengerjakan sholat sunnah. Ibadah sholat sunnah ini sebagai penambah pahala. Selain itu juga bisa untuk memberikan kebaikan, serta menutupi kekurangan dari amalan wajib yang dikerjakan.

Lantas bagaimana tata cara shalat dhuha beserta niat dan keutamaannya? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (9/11), simak ulasan informasinya berikut ini.

Salah satu ibadah sunnah bisa dikerjakan yakni sholat dhuha. Sholat sunnah ini dikerjakan di saat matahari mulai naik sekitar tujuh hasta sejak terbit hingga waktu sholat zuhur tiba. Sholat sunnah dhuha dikerjakan minimal dua rakaat. Sehingga ibadah sunnah ini tidak akan mengganggu aktivitas di pagi hari.

Meski begitu, umat Islam tetap harus memahami tata cara sholat dhuha yang baik dan benar.

Agar amalan dari sholat dhuha bisa diperoleh. Usai melaksanakan sholat dhuha, sebaiknya untuk tidak terburu-buru beranjak pergi. Jika ada waktu luang atau tidak sedang bekerja, disarankan untuk tetap duduk sembari membaca doa sholat dhuha.

Sebelum mengerjakan ibadah sunnah ini, pahami terlebih dahulu tata cara sholat dhuha. Adapun tata cara

1. Membaca Doa Iftitah
2. Membaca Surat Al Fatihah
3. Membaca satu surat di dalam Al Quran
4. Alangkah lebih baik pada rakaat pertama membaca surat Asy-Syam dan rakaat kedua surat Al Lail
5. Ruku dan membaca tasbih tiga kali
6. Iktidal dan membaca bacaannya
7. Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
8. Duduk di antara dua sujud dan membaca bacaannya
9. Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali

Setelah rakaat pertama selesai, rakaat kedua dikerjakan sebagaimana tata cara sholat dhuha sebelumnya. Namun, di akhir akan dilanjutkan dengan tasyahhud akhir dan salam dua kali.

Umat Islam bisa mengerjakan sholat dhuha minimal dua rakaat. Sehingga, kalian juga bisa mengerja shalat sunnah dhuha 4 rakaat atau pun lebih. Untuk tata cara sholat dhuhah rakaat-rakaat selanjutnya, bisa dilakukan sama seperti sebelumnya.

Niat Sholat Dhuha
Setelah memahami tata cara sholat dhuha, ada baiknya untuk mengetahui niat sholat dhuha. Seperti sholat pada umumnya, muslim dan muslimah dianjurkan untuk membaca niat.

©2020 Merdeka.com

Adapun niat sholat dhuha adalah sebagai berikut:

اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

Ushalli Sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.

Artinya:
“Aku niat sholat sunah dhuha dua rakaat, karena Allah ta’ala”.

Doa Sholat Dhuha
Setelah mengerjakan tata cara sholat dhuha, sebaiknya untuk berdiam diri selama beberapa saat. Pada saat itu lah, dianjurkan untuk membaca bacaan doa sholat dhuha. Dilansir dari laman rumaysho.com, doa sholat dhuha terdapat dalam hadis dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, yang berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai sholat Dhuha, beliau mengucapkan,

Allohummaghfir-lii wa tub ‘alayya, innaka antat tawwabur rohiim.” (HR. Bukhari).

Artinya:
“Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang) sampai beliau membacanya seratus kali”.

Selain itu, terdapat doa sholat dhuha yang biasa dibaca oleh masyarakat yakni,

Allahumma innadhdhuha-a dhuha-uka, walbahaa-abahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwaatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ishmata ishmatuka. Allahuma inkaana rizqii fissamma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’siron fayassirhu, wainkaana harooman fa thohhirhu, wa inkaana ba’idan fa qoribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika, aatini maa ataita ‘ibaadakash shoolihiin.

Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih.”

Doa sholat dhuha ini disebutkan oleh Asy Syarwani dalam Syarh Al Minhaj dan Ad Dimyathi dalam I’anatuth Tholibiin, akan tetapi doa tersebut tidak dikatakan sebagai hadis.

(mdk/tan)