Tata Cara Mandi Wajib Untuk Pria Dan Wanita Perhatikan Hal Ini Agar Sah

SURYA.CO.ID – Mandi Junub atau Mandi Wajib adalah mandi yang dikerjakan untuk menghilangkan hadast besar.

Dijelaskan dalam hukum fikih, bahwa mandi junub berlaku bagi pria dan wanita yang kelaminnya mengeluarkan air mani karena dua sebab.

Pertama karena mempermaikannya, mimpi basah, gairah karena pengeliatan atau pikiran. Kedua, karena berhubungan badan, baik merasakan kenikmatannya atau tidak.

Adapun mandi junub saat Puasa Ramadan dapat dilakukan setelah Sholat Subuh, karena pada dasarnya keadaan junub tidak membatalkan puasa.

Tata Cara Mandi Junub atau Mandi Wajib Bagi Pria dan Wanita

Terdapat perbedaan tata cara mandi wajib atau mandi junub, untuk pria dan wanita.

* Tata cara mandi junub untuk pria

“Dari Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mandi karena junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudhu sebagaimana wudhu untuk salat. Lalu memasukkan jari-jarinya ke dalam air dan menggosokkannya ke kulit kepala. Setelah itu beliau menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya.” (HR Al Bukhari)

“Dari Aisyah dia berkata, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mandi karena junub, maka beliau memulainya dengan membasuh kedua tangan.Beliau menuangkan air dengan tangan kanan ke atas tangan kiri, kemudian membasuh kemaluan dan berwudhu dengan wudhu untuk salat. Kemudian beliau menyiram rambut sambil memasukkan jari ke pangkal rambut hingga rata. Setelah selesai, beliau membasuh kepala sebanyak tiga kali, lalu beliau membasuh seluruh tubuh dan akhirnya membasuh kedua kaki.” (HR Muslim).

1. Ambil air kemudian membasuh tangan.

2. Bersihkan semua najis atau kotoran yang masih menempel pada tubuh.

3. Berwudhu sebagaimana ketika hendak sholat.

4. Mengguyur seluruh bagian tubuh mulai dari bagian kepala, hingga tiga kali, sambil membaca niat.

نَوَيْتُ اْلغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ الْأَكْبَرِ

Nawaitul ghusla li raf’il hadatsil akbari