Lustrum XI Fapet Unsoed Terus Berinovasi Untuk Kemajuan Peternakan Indonesia

Fakultas peternakan Universitas Jenderal Soedirman (sumber gambar: unsoed.ac.id) POULTRYINDONESIA, Jakarta – Sebagai salah satu kampus peternakan terbesar di Jawa Tengah, Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Fapet Unsoed) terus berusaha berkontribusi untuk kemajuan sumber daya peternakan di Indonesia.
Prof. Ismoyowati yang merupakan Dekan Fakultas Peternakan Unsoed dalam sambutannya mengatakan bahwa Lustrum XI kali ini mengambil tema “55th Fakultas Peternakan, Inovasi untuk Negeri” untuk memberikan semangat dan motivasi kepada kita semua bahwa kita harus selalu mampu untuk berkarya dan berkontribusi untuk negeri.
“Sudah hampir satu tahun kita dihadapkan pada situasi yang sulit, situasi di mana dunia bersama-sama memerangi pandemi COVID-19 yang belum kunjung usai. Kita dituntut untuk lebih adaptif menghadapi dinamika situasi yang berkembang sedemikian pesat,” ujarnya dalam sambutan Lustrum XI atau Dies Natalis Fapet Unsoed ke-55 di Kampus Fapet Unsoed Purwokerto, Rabu (10/2).
Dalam acara yang diselenggarakan secara luring dan daring tersebut, Ismoyowati berujar bahwa meskipun di tengah pandemi, Fapet Unsoed tetap berkontribusi untuk negeri dengan meluluskan tenaga ahli dan ilmuwan peternakan. Sepanjang tahun 2020, pihaknya berhasil meluluskan 102 Ahli Madya Peternakan, 123 Sarjana Peternakan, 11 Magister Peternakan, dan 2 Doktor Peternakan.
Baca Juga:Unsoed Tambah Guru Besar Bidang Ilmu Ternak Unggas
“Mudah-mudahan, dengan sudah meluluskan Doktor, Program Doktor di Fakultas Peternakan yang saat ini masih terakreditasi B akan dapat segera menyusul Program D-3, S-1 dan S-2 yang sudah terakreditasi A. Akreditasi merupakan bentuk pengakuan terhadap kualitas manajemen dan pembelajaran dalam sebuah program studi,” jelasnya.
Masih di acara yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diwakili oleh Ir. Fini Murfiani, M.Si selaku Direktur PPHNak, Ditjen PKH, Kementan, mengatakan pemerintah berharap kepada perguruan tinggi peternakan di Indonesia seperti Fapet Unsoed bisa terus melakukan inovasi untuk kemajuan peternakan.
Menurutnya, produk peternakan sebagai sumber pangan hewani akan senantiasa diperlukan dalam semua kondisi baik kondisi non pandemi (normal) maupun saat pandemi seperti saat ini. Kementerian Pertanian khususnya Ditjen PKH sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap penyediaan pangan asal ternak bagi warga Indonesia tentu membutuhkan masukan dari perguruan tinggi dalam menyusun kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan urusan pangan.
“Saya berharap peran aktif Fapet Unsoed yang saat ini telah menginjak usianya yang ke-55 untuk terus membantu pemerintah dalam mewujudkan apa yang kita harapkan yakni peningkatan kesejahteraan para peternak di Indonesia,” ujarnya.