Bagaimana Cara Menerapkan Kurikulum Yang Baik Di Sekolah

Apakah yang menjadi kriteria sekolah dalam menerapkan kurikulum prototipe? Silahkan untuk menyimak artikel ini.

Kriteria yang ditentukan untuk sekolah adalah berminat menerapkan kurikulum protoripe untuk memperbaiki pembelajaran.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala BSKAP Kemendikbudristek Anindito Aditomo melalui tulisan di akun Instagramnya.

Maka dari itu Kemendikbudristek menyiapkan materi yang menjelaskan mengenai kurikulum prototipe.

Bagi kepala sekolah atau madrasah yang ingin menerapkan kurikulum ini akan diminta untuk mempelajari materi tersebut. Setelah itu maka sekolah dapat memutuskan untuk mencoba menerapkan dan akan diminta untuk mengisi formulir pendaftaran dan sebuah survei singkat.

Sehingga sekolah dapat menerapkan dnegan melakukan pendaftaran dan pendataan, bukan dengan seleksi.

Keberhasilan penerapan kurikulum prototipe ini tergantung pada kesediaan dan kesiapan kepala sekolah/madrasah serta guru untuk dapat memahami dan mengadaptasi kurikulum di konteks masing-masing.

Sehingga kurikulum ini dapat diterapkan di semua sekolah/madrasah dan bukan hanya di sekolah/madrasah yang memiliki fasiltas yang bagus atau di wilayah kota saja.

Berdasarkan kesiapan sekolah/madrasah yang berbeda-beda, maka tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat kesenjangan dalam mutu sekolah/madrasah.

Baca Juga: Cara Cek Data Dapodik Siswa

Maka dari itu kemendikbudristek menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum berdasarkan pada hasil survei yang diisi oleh sekolah pada saat mendaftar.

Dalam skema tersebut sekolah yang sudah terbiasa mengadaptasi materi dan kerangka kurikulum akan disarankan untuk mengadopsi kurikulum prototipe secara penuh.

Bagi sekolah yang belum terbiasa akan disarankan untuk dapat mencoba secara parsial. Dimana pada tahun pertama sekolah tersebut masih menggunakan Kurikulum 2013, sambil mempelajari dan menerapkan beberapa komponen dari kurikulum prototipe.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada seleksi bagi sekolah dalam proses pendaftaran pada pelaksanaan kurikulum prototipe hanya melakukan pemetaan tingkat kesiapan.

Kurikulum ini diterapkan dengan tujuan untuk mengatasi krisi belajar yang menimpa pendidikan Indonesia pada saat ini.

Sehingga memelukan perubahan yang sistemik dengan kualitas guru dan kepala sekolah yang menjadi faktor kunci.

Kualitas pembelajaran tentu dipengaruhi oleh kurikulum yang gunakan, karena kurikulum juga menentukan materi yang diajarkan di kelas.

Baca Juga: Rapor Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan

Selain itu, kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas.

Maka dengan kurikulum yang baik akan mendorong sebagian besar guru untuk berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan karakter dan kompetensi para siswa.

Kurikulum ini dijadikan sebagai opsi untuk dapat menegaskan peran sekolah dalam penyusunan kurikulum dan merupakan bagian dari manajemen perubahan.

Kurikulum prototipe akan dijadikan sebagai kurikulum nasional pada tahun 2024 dengan tahapan perubahan sebagai berikut :

1. 2019 – 2020 (Evaluasi Kurikulum 2013)
2. 2020 – 2021 (Penyusunan Kurikulum Prototipe)
3. 2021 – 2022 (Uji coba terbatas dan perbaikan kurikulum prototipe melalui Program Sekolah Penggerak (SP) dan Program SMK PK)
4. 2022 – 2024 (Perbaikan lebih lanjut melalui penerapan di SP, SMK PK, dan Sekolah/Madrasah lain yang berminat.

Informasi diatas bersumber dari tulisan Anindito Aditomo melalui akun Instagramnya.

Daftarkan Diri Anda Sebagai Member e-Guru.id untuk Dapat Mengikuti Seminar dan Diklat Gratis Setiap Bulannya!

Penulis :Eka Susiyanti

Penerapan Kurikulum Merdeka – Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum baru yang akan mulai di terapkan di seluruh sekolah di Indonesia yang menjadi opsi pilihan penerapan kurikulum, selian kurikulum 2013, dan kurikulum darurat atau kurikulum 2013 yang disederhanakan oleh sekolah.

Implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan harus memperhatikan ketercapaian kompetensi peserta didik pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus. Masa pandemi Covid-19 merupakan salah satu kondisi khusus yang menyebabkan ketertinggalan pembelajaran (learning loss) yang berbeda-beda
pada ketercapaian kompetensi peserta didik. Untuk mengatasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) diperlukan kebijakan pemulihan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu terkait dengan implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan.

Memahami Kurikulum Merdeka
Dilansir dari Kemendikbud.RI, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila
dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Dalam Kurikulum Merdeka ada beberapa prinsip yang mendasar dan menjadi benang merah dalam pengembangan kurikulum, antara lain yaitu :

1. Berbasis Kompetensi Bukan Konten
Pada poin pertama ini, yaitu memiliki makna bahwa kurikulum disusun berdasarkan kompetensi yang ingin di tumbuhkan pada murid. Bukan keluasan materi, bukan banyaknya materi yang diajarkan oleh guru. Melainkan lebih fokus terhadap pemahaman akan materi, kemampuan siswa dalam mengimplementasikan materi, kemampuan siswa dalam mengevaluasi serta merumuskan pengetahuannya sendiri.

Jika melihat hal ini, maka guru tidak akan lagi kejar tayang materi demi menuntaskan setumpuk materi dalam waktu tertentu, sehingga guru bisa lebih memilih metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan murid.

2. Orientasi Yang Holistik
Pada poin kedua ini, orientasi yang holisik bahwa pendidikan harus dapat menumbuhkembangkan siswa secara utuh, tidak hanya berkutat pada perkembangan pengetahuannya saja, melainkan juga kompetensi dan karakter siswanya.

Untuk dapat mencapai poin ini dalam kurikulum merdeka memberikan porsi khusus pada pembelajaran berbasis proyek. Memandu siswa berkolaborasi, membuat karya, serta memandu siswa untik dapat menyelesaikan problem yang relevan pada kehidupan sehari- hari.

Baca Juga: Cara Buat Video Pembelajaran dengan Aplikasi Camtasia

3. Kontekstual dan Personalisasi
Pada poin ketiga ini memiliki makna bahwa penyesuaian kurikulum dengan visi- misi sekolah dan juga kebutuhan belajar muridnya.

Hal ini harus difasilitasi secara penuh dan lebih serius lagi dalam kurikulum merdeka. Dengan jam pelajaran tidak lagi diikat per minggu, melainkan diganti menjadi per tahun. Ini memungkinkan sekolah untuk merancang kurikulum secara lebih fleksibel sesuai dengan keadaan sekolah serta kebutuhan siswa.

Lalu apa kriteria sekolah yang ingin menerapkan kurikulum merdeka dan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menerapkan kurikulum merdeka? Yuk simak informasi secara lengkapnya berikut ini.

Kriteria Sekolah Menerapkan Kurikulum Merdeka
Kriterianya ada satu, yaitu berminat menerapkan Kurikulum Merdeka untuk memperbaiki pembelajaran. Kepala sekolah/madrasah yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka akan diminta untuk mempelajari materi yang disiapkan oleh Kemendikbudristek tentang konsep Kurikulum Merdeka.

Selanjutnya, jika setelah mempelajari materi tersebut sekolah memutuskan untuk mencoba menerapkannya, mereka akan diminta untuk mengisi formulir pendaftaran dan sebuah survei singkat. Jadi, prosesnya adalah pendaftaran dan pendataan, bukan seleksi.

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologu percaya bahwa kesediaan kepala sekolah/madrasah dan guru dalam memahami dan mengadaptasi kurikulum di konteks masing-masing menjadi kunci keberhasilan. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka dapat diterapkan di semua sekolah/madrasah, tidak terbatas di sekolah yang memiliki fasilitas yang bagus dan di daerah perkotaan.

Namun, kita menyadari tingkat kesiapan sekolah/madrasah berbeda-beda karena adanya kesenjangan mutu sekolah/madrasah. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum, berdasarkan hasil survei yang diisi sekolah ketika mendaftar. Sekali lagi, tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran ini. Kemendikbudristek nantinya akan melakukan pemetaan tingkat kesiapan dan menyiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan.

Setelah kita telah memahami kriteria sekolah yang akan menerapkan kurikulum merdeka, pertanyaan lain kemudian muncul di benak kita. Apa saja yang perlu di persiapkan sekolah untuk penerapkan kurikulum medeka ini?

Hal Yang Perlu Dipersiapkan Sekolah Menerapkan Kurikulum Merdeka
1. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran
Kepala sekolah perlu mulai berperan sebagai pemimpin pembelajaran, artinya bahwa kepala sekolah sudah harus memulai untuk memprioritaskan waktu dan energinya lebih banyak untuk memandu perencanaan, pendampingan, dan refleksi proses pembelajaran baik melibatkan murid , siswa maupun orang tua siswa.

2. Perencanaan Program Sekolah yang Kolaboratif
Program sekolah yang kolaboratif bisa dipandu oleh kepala sekolah ataupun guru dengan mulai melibatkan semua guru antar mata pelajaran, dan antar kelas yang tetap berorienatasi kepada kebutuhan siswanya.

3. Memulai Berbagi Praktik Baik
Berbagi praktik baik ini dilakukan oleh guru- guru di sekolah, memungkinkan antar guru bisa saling belajar, saling merefleksikan pembelajaran yang dilakukan, baik guru sesama mata pelajaran, ataupun guru atar mata pelajaran, serta menduplikasikan program atau proyek guru lain yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa yang di ajar oleh guru.

4. Membiasakan Refleksi
Seringkali banyak hal baru yang kita coba dalam menerapkan kurikulum merdeka, seperti mulai dari pembelajaran berbasis proyek, kolaborasi antar mata pelajaran, pengaturan jam pelajaran per tahun dan lain sebagainya.

Seringkali pula mendapati tantangan di setiap prosesnya. Diperlukan kebiasaan untuk melakukan refleksi agar tidak langsung menyerah, menyalahkan keadaan jika mendapati sebuah rintangan atau kesulitan untuk beradaptasi. Refleksi digunakan untuk melakukan perbaikan pembelajaran dan kepemimpinan.

5. Peningkatan Kompetensi Guru dan Kepala Sekolah
Untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada para siswa guru perlu untuk terus meningkatkan kompetensinya. Guru dan Kepala Sekolah yang kompeten diperlukan dalam menerapkan kurikulum merdeka ini. Agar memiliki kompetensi yang bagaimana? Terus belajar, salah satunya yaitu dengan mengikuti pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan mengadakan sesi sesi berbagi.

Bapak dan Ibu perlu menemukan platform belajar dan meningkatkan kompetensi yang baik dan bagus. Salah satunya yaitu e-Guru.id yang merupakan platform yang menyediakan berbagai jenis pelatihan bersertifikat, selain pelatihan menyediakan juga seminar- seminar serta lokakarya secara gratis. Pelatihan dan seminarnya dilaksanakan secara online, yang sudah merambah ke berbagai penjuru di Indonesia.

Untuk bisa mengetahui informasi mengenai pelatihan- pelatihan, seminar serta lokakarya Bapak dan Ibu bisa mengikuti channel telegram di /Guru_BelajarID

KABAR GEMBIRA !!!!
e-Guru.id menyelenggarakan Pelatihan Khusus Bersertifikat 90JP Dengan Judul Desain Implementasi Kurikulum Merdeka Strategi Sukses Merdeka Belajar, yang akan membahas secara tuntas Desain Implementasi Kurikulum Merdeka dengan 10 kali pertemua yang terdiri dari Teori dan praktik

DAFTAR SEKARANG

DAFTAR SEKARANG

DAFTAR SEKARANG

dibantu mendaftar ? Silahkan bisa menghubungi: (Rahma)