Tata Cara Sholat Tahajud Yang Mustajab Lengkap Dengan Niat Bacaan Suratnya

ilustrasi sholat. islam-today.ru Merdeka.com – Sholat tahajud adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Disebutkan dalam Al-Quran, sholat tahajud mampu mengangkat derajat umat Islam ke tempat yang terpuji di mata Allah SWT. Ibadah yang disebut dengan qiyamul lail ini juga mendapatkan tempat yang sangat istimewa.

Tata cara sholat tahajud yang mustajab dan benar sudah sepantasnya diketahui oleh umat Islam. Di mana salah satu tata cara sholat tahajud adalah dikerjakan di waktu sepertiga malam sampai sebelum waktu subuh. Sebagaimana perintah untuk mengerjakan sholat tahajud telah disebutkan dalam Al-Quran,

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا

“Dan pada sebagian malam, maka kerjakanlah shalat tahajjud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra 79)

Lantas bagaimana tata cara sholat tahajud yang mustajab lengkap dengan niat dan bacaan suratnya? Melansir dari berbagai sumber, Jumat (10/6), simak ulasan informasinya berikut ini.

Waktu Mustajab untuk Sholat Tahajud
Sebelum mengetahui tata cara sholat tahajud, umat Islam juga perlu mengetahui waktu yang mustajab untuk mengerjakan amalan sunnah ini. Waktu sholat tahajud bisa mulai dikerjakan dari setelah isya hingga sebelum subuh.

Meski begitu, beberapa waktu yang perlu diperhatikan saat mengerjakan sholat tahajud adalah sebagai berikut:

* Mengerjakan sholat sunnah tahajud pada waktu setelah Isya’ sampai pukul 22.00
* Mengerjakan sholat sunnah tahajud pada pukul 22.00 sampai 01.00 dini hari
* Melaksanakan sholat sunnah tahajud pada pukul 01.00 sampai menjelang waktu Subuh

Akan tetapi, waktu paling utamanya yaitu di sepertiga malam terakhir yaitu sekitar pukul 1 dini hari sampai menjelang waktu Subuh. Hal ini lantaran pada waktu tersebut Allah SWT akan mengabulkan setiap permintaan makhluk-Nya. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim,

“Tuhan kita Allah tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia setiap sepertiga malam akhir. Ia (Allah) lalu berkata: ‘Barangsiapa yang berdoa, akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku beri, siapa yang memohon ampun kepada-Ku, akan Aku ampuni. Hingga terbit fajar'”. (HR. Bukhari 1145, Muslim 758)

Bacaan Niat Sholat Tahajud
Seperti ibadah lainnya, sebelum mengerjakan sholat tahajud, umat Islam dianjurkan untuk membaca niat. Bacaan niat sholat tahajud bisa dibaca di dalam hati maupun dilafalkan dengan suara pelan.

Bacaan niat ini dibaca saat hendak melakukan takbiratul ihram. Hukum membaca niat sholat tahajud adalah sunnah, bukan wajib. Maka jika sebelum takbir tidak membaca bacaan niat, hukumnya tetap sah-sah saja. Berikut bacaan niat sholat tahajud yang bisa dihafalkan:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

USHALLI SUNNATAT TAHAJJUDI RAK’ATAINI LILLAAHI TA’AALAA.

Artinya:
“Aku niat shalat sunnah tahajjud dua raka’at karena Allah ta’ala.”

Sebenarnya tata cara sholat tahajud tidak berbeda jauh dengan sholat sunnah lainnya. Perbedaannya adalah terletak pada bacaan niat dan waktu pelaksanaannya. Tata cara sholat tahajud dilakukan setiap dua rakaat salam. Untuk jumlah rakaat sendiri tidak terbatas, namun jika mengacu pada hadis Rasulullah SAW, beliau tidak pernah mengerjakan shalat tahajud lebih dari 11 atau 13 rakaat.

Adapun tata cara sholat tahajud yang mustajab adalah sebagai berikut:

1. Niat
2. Takbiratul Ihram (disertai dengan niat di dalam hati).
3. Berdiri bagi yang mampu.
4. Membaca doa iftitah
5. Membaca Alfatihah
6. Membaca surat atau ayat tertentu
7. Ruku dengan thumaninah.
8. I’tidal dengan thumaninah.
9. Sujud dua kali dengan thumaninah.
10. Duduk diantara dua sujud dengan Thumaninah.
11. Duduk tasyahud akhir.
12. Membaca Tasyahud atau Tahiyyaat akhir pada duduk akhir.
13. Membaca sholawat atas Nabi saw pada duduk akhir
14. Salam
15. Tertib

Doa Setelah Sholat Tahajud
Berikut doa setelah sholat tahajud:

اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ

Allahumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samawati wal ardhi wa man fii hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samawati wal ardhi wa man fii hinna. Wa lakal hamdu anta nurus samawati wal ardhi wa man fii hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqa’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan naru haqq. Wan nabiyyuna haqq. Wa Muhammadun shallallahu alaihi wasallama haqq. Was sa‘atu haqq.

Allahumma laka aslamtu. Wa bika amantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khashamtu. Wa ilaika hakamtu. Fagfirlii ma qaddamtu, wa ma akhkhartu, wa ma asrartu, wa ma a‘lantu, wa ma anta a‘lamu bihi minni. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. La ilaha illa anta. Wa la haula, wa la quwwata illa billah.

Artinya:
“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar.

Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”

[tan]