Tata Cara Sholat Jenazah Yang Benar

Sholat jenazah atau sholat mayit adalah sholat fardu kifayah yang dilakukan oleh umat muslim. Sholat ini sebelumnya telah dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW beserta dengan para sahabatnya. Kala itu, nabi menyolati raja Habasyah yang bernama An Najasyi dai jarak yang jauh. Menurut hukum dari fardu kifayah, sholat mayit menjadi gugur kewajibannya apabila salah seorang umat muslim telah melakukannya. Sholat ini tidak diwajibkan untuk dilakukan secara berjamaah. Karena itulah, sholat jenazah dapat dilakukan sendiri-sendiri. Sebelum melaksanakan sholat, kita harus membaca niat terlebih dahulu. Doa niat sholat jenazah tersebut memiliki bacaan yang berbeda namun memiliki makna yang sama. Makna dari bacaan niat sholat mayit adalah saya berniat untuk menyalatkan jenazah dengan 4 kali takbir karena Allah SWT.

Penerapan sholat mayit perlu memenuhi beberapa persyaratan tertentu. Ketika akan mengerjakan sholat, kita harus memastikan diri jika aurat telah tertutupi dengan baik, suci badan dan terhindar dari hadats kecil atau hadats besar. Lokasi yang kita gunakan untuk sholat juga harus menghadap ke arah kiblat. Pengerjaan sholat hanya dapat kita laksanakan jika mayit telah selesai dimandikan dan dibalut dengan menggunakan kain kafan. Posisikan jenazah di sebelah kiblat orang-oang yang akan menyalatinya. Syarat-syarat sholat mayit ini harus dilakukan dengan benar agar tujuan dari pelaksanaan sholat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Selain syarat, kita juga perlu mengetahui rukun sholat mayit dengan benar. Di bawah ini merupakan rukun sholat jenazah yang perlu diketahui:

1. Mengucapkan niat di dalam hati
2. Memposisikan tubuh dalam posisi berdiri untuk orang muslim yang mampu
3. Melakukan 4 kali takbir yang dilengkapi dengan beberapa bacaan
4. Setelah takbir pertama, bacaan yang dibaca adalah surat Al-Fatihah
5. Membacakan shalawat nabi setelah melakukan takbir yang kedua
6. Setelah takbir yang ketiga, membacakan doa untuk orang yang telah meninggal
7. Membaca doa orang yang tiada setelah melakukan takbir yang keempat
8. Diselesaikan dengan mengucapkan salam

Pelaksanaan sholat mayit wanita dan pria memiliki beberapa perbedaan. Untuk mayat pria, cara pelaksaan sholat dimulai ketika posisi imam sejaja dengan posisi kepala jenazah. Tahapan dan doa-doa yang diucapkan antara lain:

1. Membacakan niat sholat jenazah pria secara lirih di dalam hati.
2. Melakukan takbir pertama dan dilanjutkan dengan membacakan surat Al-Fatihah
3. Melakukan takbir yang kedua. Setelah melakukan takbir yang kedua ini, bacaan yang dibaca adalah sholawat nabi.
4. Melakukan takbir yang ketiga dan dilanjutkan dengan membaca doa bagi jenazah pria yang telah meninggal dunia.
5. Melaksanakan takbir keempat dan disertai dengan bacaan doa untuk mayit pria yang disholatkan.
6. Menututup sholat dengan salam. Penutupan sholat ini dilakukan pada posisi berdiri.

Pelaksanaan sholat untuk jenazah wanita diawali oleh posisi imam seoarah dengan bagian tali pusar jenazah wanitaa. Bagi makmum jenazah wanita ini, disarankan jika jumlahnya ganjil untuk setiap shafnya. Makmum pria diposisikan pada bagian depan dan bagian belakang berisikan makmum wanita. Untuk tahapannya sendiri, tahapannya serupa dengan sholat untu mayit pria. Berikut ini merupakan penjelasan akan tahapan sholat mayiit wanita:

1. Membacakan niat sholat jenazah wanita.
2. Melakukan takbir pertama dan diiringi dengan pembacaan surat Al-Fatihah. Takbiratul ihram yang pertama dilakukan selayaknya sholat biasa yakni dengan meletakkan tangan pada bagian atas pusar.
3. Melakukan takbir kedua dan diselingi dengan bacaan shalawat nabi. Takbi dilaksanakan dengan mengangkat kedua tangan dengan ketinggian telinga atau posisi sejajar dengan bahu. Kedua tangan kemudian diposisikan di bagian atas pusar kembali. Barulah dilanjutkan dengan bacaan shalawat nabi.
4. Melaksanakan takbir ketiga dan melantunkan doa untuk mayit wanita. Serupa dengan takbir sebelumnya, posisi kedua tangan berada sejajar dengan bahu dan ketinggian telinga.
5. Melaksanakan takbir keempat dan membacakan doa jenazah wanita.
6. Mengakhiri sholat dengan salam ketika berada pada posisi berdiri. Ketika salam, kepala dipalingkan ke arah kanan dan kiri secara bergantian.

Bagi yang melaksanakan sholat mayit atau jenazah, mereka akan mendapatkan manfaat yang besar. Salah satu manfaat yang ia dapatkan adalah memperoleh pahala yang jumlahnya sebesar Gunung Uhud. Besar pahala untuk mengiringi, mengantarkan ke pemakanan dan menyalatinya memiliki jumlah yang berbeda-beda. Meskipun memiliki jumlah pahala yang besar, besar pahala yang diperoleh sebesar ukuran Gunung Uhud. Menurut sabda Rasulullah, bagi mereka yang menyalatkan mayit namun tidak mengantarkan hingga ke pemakanan, orang tersebut akan mendapatkan pahala 1 qirath. Sedangkan bagi mereka yang menyalati dan mengiringi hingga tempat peristirahatan terakhir, orang tersebut akan mendapatkan pahala 2 qirath. Dua qirath memiliki pahala yang jumlahnya sebesar Gunung Uhud.

Tidak hanya bagi mereka yang menyalatkan jenazah, jenazah yang disholatkan juga mendapatkan keutamaannya. Jenazah tersebut akan mendapatkan pahala dari orang-orang yang menyalatinya. Apalagi jika ada 40 umat Islam atau lebih yang menyalatinya, pahala yang akan diperoleh semakin besar. Jika jenazah disholatkan oleh 100 orang dan setiap orang mendoakan untuk jenazah tersebut, maka doa yang dipanjatkan akan dikabulkan oleh Allah SWT. Doa yang baik akan dicatat oleh Allah sebagai amalan yang shaleh. Sholat mayit atau jenazah juga menjadi salah satu perintah Rasulullah. Rasulullah bersabda untuk menyalatkan mayat-mayatmu. Ketika kita melakukan sholat jenazah, kita berarti telah menjalankan perintah Rasulullah. Karena keutaman dari sholat jenazah, kita sebagai umat Islam sebaiknya tidak meninggalkan sholat fardu kifayah tersebut.

Untuk mendapatkan pahala yang besar sebesar Gunung Uhud, sholat jenazah juga harus dilakukan dengan baik dan benar. Setiap tata caranya dapat dilakukan berdasarkan dengan tuntunan syariat Islam. Dengan menjalankan cara yang benar, doa yang dipanjatkan untuk orang yang telah tiada dapat sampai dan diterima oleh Allah SWT.

Memandikan Jenazah yang Sesuai dengan Syariat Islam
Kematian menjadi takdir yang datangnya tidak dapat kita prediksi. Bagi semua umat Islam yang ada di dunia, ada hal-hal khusus yang perlu mereka lakukan ketika berhadapan dengan orang yang sudah tiada, salah satunya adalah dengan memandikannya. Sebelum mengkafani, menyalatkan jenazah dan menguburnya, memandikan jenazah merupakan tahap awal yang perlu dilakukan. Tujuan dari memandikan jenazah tersebut adalah menyucikan diri sebelum bertemu dengan Allah SWT. Selama prosesnya, memandikan mayit tidak dapat dilakukan dengan cara yang sembarangan. Ada beberapa aturan, doa dan syarat yang wajib umat muslim jalankan. Selama pelaksanaan mandi mayit, kita tidak boleh melakukan kesalahan akibat mengabaikan aturan yang telah dibuat. Hal ini pula yang mendorong umat muslim untuk paham akan cara memandikan mayit berdasarkan syariat Islam.

Orang yang memandikan jenazah harus merupakan umat muslim yang berakal, sehat mental dan baligh. Orang tersebut juga memiliki niatan untuk memandikan orang yang telah tiada. Oang yang akan memandikan mayit juga harus paham akan hukum memandikan mayit atau jenazah. Orang tersebut merupakan orang yang dapat menutupi kekurangan jenazah dan merupakan orang yang amanah. Untuk jenazah yang akan dimandikan, mayit tersebut harus memenuhi beberapa syarat seperti:

* Beragama Islam
* Jenazah tidak mengalami mati syahid
* Memiliki sebagian dari tubuhnya meskipun hanya ada sedikit bagian yang dapat dimandikan
* Bukan merupakan bayi yang meninggal akibat keguguran
* Apabila bayi dilahirkan dalam kondisi yang telah meninggal, bayi tersebut tidak wajib untuk dimandikan

Tidak hanya syarat bagi orang yang meninggal dan orang yang memandikannya, proses pemandian mayit juga ada ketentuan yang perlu diketahui. Di bawah ini merupakan beberapa ketentuan dari memandikan mayit yang perlu dipahami:

1. Orang paling utama ketika akan memandikan dan melilitkan kain kafan kepada jenazah pria adalah mereka yang telah diberikan wasiat, bapaknya, kakeknya, pihak keluarga kandung, bagian keluarga pria yang terdekat dan istrinya.
2. Orang yang diutamakan untuk memandikan dan mengenakan kain kafan kepada jenazah wanita adalah ibu, nenek, keluarga dari pihak wanita yang terdekat dan suaminya.
3. Orang yang diperbolehkan untuk memandikan mayit anak berjenis kelamin pria dapat seorang wanita. Mayit anak perempuan juga dapat dimandikan oleh pria.
4. Jika seorang wanita meninggal dan tidak memiliki suami serta hanya ada keluarga pria yang masih hidup atau sebaliknya, maka mayit tidak perlu dimandikan tetapi hanya cukup untuk ditayamumkan.

Tempat memandikan jenazah atau mayit berada pada tempa yang tertutup. Tempat tersebut harus tertutup dengan baik sehingga orang lain tidak mudah untuk melihatnya. Selain memperhatikan lokasi untuk memandikan mayit, kita juga perlu memperhatikan perlengkapan untuk memandikan jenazah. Di bawah ini merupakan perlengkapan untuk memandikan jenazah yang perlu disiapkan:

1. Air bersih yang nantinya digunakan untuk memandikan mayit
2. Sarung tangan
3. Gulungan atau potongan kain berukuran kecil
4. Sedikit kapas
5. Handuk
6. Air yang telah dibubuhi dengan kapur barus
7. Wewanginan tanpa kandungan alkohol

Dalam proses memandikan mayit, ada tata cara tersendiri yang perlu diperhatikan. Rasulullah bersabada bahwa orang yang memandikan mayit ada baiknya jika merupakan orang yang terpercaya. Untuk mengenal dengan baik akan tata cara dalam memandikan jenazah, simak uraiannya di bawah ini:

* Meletakkan posisi kepala jenazah yang agak tinggi
* Bagi orang yang akan memandikan mayit, orang tersebut sebaiknya melengkapi tangannya dengan menggunakan sarung tangan
* Gunakan kain untuk menutupi bagian aurat jenazah
* Bersihkan jenazah dengan cara menggosok lembut bagian gigi, celah ketiak, lubang telinga, rambut, lubang hidung dan sela jari tangan serta sela jari kakinya
* Membersihkan kotoran dalam tubuh jenazah. Caranya dengan menekan bagian perut dengan perlahan.
* Basuh dan siram tubuh mayit dengan menggunakan air sabun
* Selama proses penyiraman, siram bagian tubuh bagian kanan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan membasuh bagian tubuh sebelah kiri. Proses penyiraman ini dilakukan sebanyak 3 kali
* Miringkan jenazah ke bagian kiri dan kanan guna membersihkan bagian lambung
* Siram tubuh jenazah dengan memanfaatkan air kapur barus yang sebelumnya telah disediakan
* Wudukan jenazah layaknya ketika akan sholat
* Keringkan bagian tubuh dengan menggunakan handuk
* Sebelum dikafani, jenazah diberi wewanginan tanpa kandungan alkohol