Situs Liyangan Peta Budaya Rumah Belajar

Pendahuluan

Sisi lain dari candi di situs Liyangan
Sumber : foto Reksabanyubening

Mengenal Situs Liyangan
Konten ini memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat akan adanya mengenai sebuah aset sejarah peradaban manusia tempo dulu, yaitu Situs Liyangan. Berdasarkan hasil analisis para ahli arkeologi dari data lapangan yang ada, dapat disimpulkan bahwa usia situs Liyangan lebih tua daripada candi Borobudur. Dari keterangan penduduk desa setempat, diperoleh informasi angka kunjungan di situs ini mencapai 1000 pengunjung setiap bulannya. Seperti apakah situs ini? Apakah keunikannya? dimana letak situs ini? Silahkan Anda ikuti informasi ini selanjutnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, situs berarti daerah temuan benda-benda purbakala. Pada laman Wikipedia berbahasa Indonesia disebutkan bahwa situs adalah kejadian, struktur, objek, atau hal lain, baik aktual, virtual, lampau, atau direncanakan. Secara umum, istilah “situs” mengacu pada situs arkeologi, situs bangunan, maupun situs laman/web. Dalam konteks uraian dalam artikel konten ini, yang dimaksud adalah Situs Arkeologi, yaitu sebuah lokasi/tempat yang mengandung tinggalan kebudayaan masa lalu. Tinggalan ini bisa berupa artefak (benda buatan manusia seperti temuan kapak batu atau candi) ataupun ekofak (benda alam yang telah bersinggungan dengan aktifitas manusia, misalnya tulang, gading, kulit binatang, dan lain-lain)

Situs Liyangan adalah situs purbakala berupa candi dan kawasan pemukiman yang berada di lereng timur Gunung Sindoro, tepatnya di pemukiman warga Dusun Liyangan, Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo. Daerah ini berjarak sekitar 20 kilometer arah barat laut dari kota Temanggung, kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Peta Jawa Tengah dan Kabupaten Temanggung

Sumber: /maps

Dari penelitian arkeologi didapatkan informasi bahwa kerajaan kuno ini diperkirakan dibangun pada zaman mataram kuno. Situs ini ditemukan pada 2005 oleh penduduk setempat yang sedang menambang pasir. Penduduk Liyangan pada umumnya memiliki mata pencaharian sebagai petani dan pennambang pasir.

Penemuan situs ini berawal ketika warga setempat menambang pasir di area tersebut, mereka menemukan candi yang berada pada kedalaman 8 meter di bawah permukaan tanah. Penemuan ini kemudian ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung dengan melakukan peninjauan ke lokasi. Area ini kemudian diekskavasi oleh Balai Arkeologi Yogyakarta dengan tujuan untuk observasi potensi temuan lebih lanjut. Wilayah penemuan ini kemudian semakin meluas. Seiring dengan perkembangan penelitiannya, situs ini diperkirakan merupakan pemukiman penduduk karena pada situs ini ditemukan gerabah, keramik cina, dan berbagai artefak lainnya.