Pengantar Tata Cara Shalat Nabi

Kali ini kita membahas tata cara shalat dari kitab Bulughul Maram, berikut pengantarnya.

Bulughul Maram karya Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani

Pengantar Sifat Shalat
Sifat shalat adalah kaifiyyah (tata cara) yang sudah sepatutnya ada dalam shalat. Cara shalat ini tentu dengan memenuhi rukun berupa ucapan (qauliyyah) dan perbuatan (fi’liyyah) dan sunnahnya (sunnah ab’adh dan sunnah hay’ah).

Tata cara shalat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah dijelaskan secara ucapan dan melalui perbuatan.

Dari Malik bin Al-Huwairits radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّي

“Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari, no. 196; Ahmad, 34: )

Para sahabat sangat semangat mengikuti Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam tata cara shalatnya. Buktinya, mereka sering bertanya tentang segala hal terkait shalat, hingga pembahasannya sampai pada umat.

Yang perlu diperhatikan bahwa tata cara shalat secara sempurna tidak dijelaskan oleh satu orang sahabat saja. Dalil tata cara shalat sempurna diterangkan dengan pengumpulan berbagai hadits sebagaimana akan dijelaskan insya Allah.

Kita sebagai mukallaf (yang dibebani syariat) hendaklah mengikuti tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mengikuti tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan:

* Kuatnya keimanan terhadap beliau.
* Benar-benar ittiba’ (mengikuti) tuntunan beliau.
* Lebih sempurna dalam ibadah.

Tak sedikit di antara kita yang shalatnya tidak benar karena tidak tahu atau menganggap remeh.

Ada 63 hadits yang dibawakan oleh Ibnu Hajar dalam Bab Sifat Shalat. Imam Ibnu Hajar telah mengurutkan hadits-haditsnya dengan sangat baik dan sesuai. Di awal bab sifat shalat, Imam Ibnu Hajar menyebutkan hadits musii’ fii shalatihi (orang yang jelek shalatnya). Hadits ini berisi keterangan shalat dari Nabi secara lisan. Lalu disebutkan setelah itu hadits Abu Humaid As-Saa’idi radhiyallahu ‘anhu tentang tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Imam Ibnu Hajar menyebutkan setelah itu berbagai hadits tentang masalah per bagian dari shalat, dimulai dari istiftah sampai akhir shalat.

Baca Juga:

Referensi:

* Minhah Al-‘Allam fi Syarh Bulugh Al-Maram. Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Jilid Ketiga. 3:5.
* Berbagai kitab fikih Syafiiyah.

Senin pagi, 2 Rabiul Akhir 1443 H, 8 November @ Darush Sholihin Panggang Gunungkidul

Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com