Cara Mengembalikan Indra Penciuman Saat Anosmia Perhatikan Penyebab Dan Gejalanya

anosmia covid-19. ©2020 Merdeka.com Merdeka.com – Sudah setahun lebih dunia menghadapi pandemi Covid-19 termasuk Indonesia. Wabah yang dibawah oleh SARS-CoV-2 Virus ini, dikenali dengan salah satu bentuk manifestasi klinis mengganggu sistem pernapasan. Salah satu gejala Covid-19 yang banyak dikeluhkan pasien positif Covid-19 adalah anosmia.

Anosmia adalah hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau. Kondisi ini juga dapat menghilangkan kemampuan penderitanya untuk merasakan makanan. Kehilangan indera penciuman atau anosmia dapat memengaruhi hidup seseorang. Kehilangan kemampuan mencium bau juga berdampak pada penurunan nafsu makan sehingga jika terjadi dalam jangka panjang dapat menyebabkan malnutrisi.

Padahal pasien positif Covid-19 sangat membutuhkan asupan makanan bergizi untuk menjaga kadar imunitas pada tubuh agar tetap dalam kondisi baik. Untuk mengetahui cara mengembalikan indra penciuman saat anosmia, lengkap dengan penyebab dan gejalanya, maka simaklah informasi berikut ini yang telah dirangkum dari Liputan6.com.

Penyebab Anosmia pada Penderita Covid-19
Sebelum mengetahui cara mengembalikan indra penciuman saat anosmia, ada baiknya pahami terlebih dahulu penyebabnya. Melansir Medical News Today, Covid-19 menyebabkan pengurangan bau dan rasa pada banyak pasien. Gejala-gejala ini terjadi pada awal penyakit dan terkadang menjadi satu-satunya gejala yang dapat dikenali pada orang dengan Covid-19.

Dalam penelitian yang dilakukan para peneliti sebelumnya dalam pandemi Covid-19, mereka melaporkan bahwa anosmia terjadi pada sekitar 5% individu dengan infeksi Covid-19. Namun, penelitian lebih lanjut selama pandemi melaporkan tingkat anosmia yang lebih tinggi.

Sebuah hipotesis mengapa beberapa orang dengan infeksi Covid-19 mengembangkan anosmia adalah perbedaan genetik dalam kemampuan virus untuk menempel pada reseptor di rongga hidung. Orang dengan infeksi Covid-19 biasanya mendapatkan kembali indra perasa dan penciuman mereka setelah beberapa hari atau minggu, tetapi bagi sebagian orang, ini bisa memakan waktu lebih lama dari itu.

Gejala Anosmia
lunginstitute.com

Tidak ada tes medis yang secara khusus mendiagnosis hilangnya penciuman. Seorang dokter akan sangat bergantung pada pelapora pasien tentang gejala ini. Mereka mungkin juga meminta pasien untuk bereaksi terhadap serangkaian wewangian atau makanan dan melaporkan apa yang bisa dan tidak bisa cium.

Untuk mengenali anosmia, temukan sesuatu yang memiliki bau yang kuat dan khas. Makanan mungkin menjadi pilihan yang baik di sini, seperti biji kopi, kayu manis, atau bawang putih segar. Selain itu, kamu juga dapat memilih untuk menggunakan barang-barang non-makanan seperti bedak bayi atau lilin beraroma. Jika kamu kesulitan menangkap aroma yang dipilih, kamu mungkin mengalami kehilangan penciuman.

Cara Memulihkan Penciuman Saat Anosmia
Salah satu cara mengembalikan indra penciuman saat anosmia secara alami adalah dengan melatih penciuman secara perlahan. Ini adalah proses yang melibatkan mengendus bau yang berbeda selama beberapa waktu untuk melatih otak mengenali bau yang berbeda.

Dalam pelatihan penciuman, pasien mencium serangkaian empat bau kuat yang dapat ditemukan di rumah seseorang, atau dalam bentuk minyak esensial. Bau yang dipilih adalah bau yang mudah dikenali atau sudah akrab dicium. Setiap aroma dihirup dengan lembut selama 20 detik. Proses ini diulang tiga kali sehari selama 6 minggu.

Pelatihan penciuman mungkin paling efektif jika mengendus empat bau yang sama setiap hari, daripada bergantian. Disarankan juga untuk berkonsentrasi penuh pada aroma, memberikan perhatian penuh, selama 20 detik. Untuk mencoba pelatihan penciuman kamu bisa menggunakan aroma kopi, mawar, jeruk, kayu putih, vanila, cengkeh atau daun mint.

Selama pelatihan penciuman, kamu mungkin mengalami aroma aneh yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dicium. Ini termasuk bau busuk seperti karet terbakar atau kotoran tubuh. Ini dikenal sebagai parosmia. Parosmia dapat berlangsung selama beberapa minggu atau lebih lama tetapi biasanya bersifat sementara.

Latihan pernapasan ini bertujuan untuk membantu pemulihan berdasarkan neuroplastisitas – kemampuan otak untuk mengatur ulang dirinya sendiri untuk mengompensasi perubahan atau cedera.

[nof]