Cara Memakai Sumpit Dan Etika Penggunaannya Di Beberapa Negara

Cara Memakai Sumpit – Setiap budaya di dunia merepresentasikan ciri khas dan kebiasaan dari masyarakatnya. Sumpit kemudian menjadi salah satu yang dikategorikan sebagai representasi budaya, sebab tahukah kamu dengan cara penggunaan sumpit dan etikanya yang benar?

Cara memakai sumpit kemudian menjadi sebuah akulturasi budaya yang cukup menarik untuk diperbincangkan. Mari simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini:

Ada berbagai cara yang dapat diterapkan dalam penggunaan sumpit. Berikut ini diantaranya beberapa langkahnya yang perlu kamu ketahui, apa sajakah itu? Check these out:

1. Ambil Sumpit Pertama dengan Jari tengah
Cara memakai sumpit yang pertama adalah mengambil sumpit dengan menggunakan jari tengah, jari ini kemudian sebaiknya dianalogikan sebagai jangkar yang menopang sumpit.

Jika tanganmu merasa kaku dalam membuat genggaman yang kuat. Buat ujung yang lebar dari sumpit yang terletak di lengkungan tangan, di mana jari telunjuk dan ibu jari bertemu.

Baringkan ujung sempit di antara bagian dasar dari ibu jari dan sisi samping jari telunjuk. Sumpit ini seharusnya terlihat hampir tidak bergerak. Hampir sama ketika kamu memegang pena, namun dengan sedikit lebih rendah.

2. Genggam Sumpit Kedua
Cara memakai sumpit kedua adalah setelah terbiasa memposisikan sumpit seperti yang sudah dijelaskan di atas, kini lanjutkan dengan mengambil sumpit kedua.

Cara menggenggam sumpit kedua dengan menggunakan jari telunjuk, Letakkan ibu jari di atas sisi dari sumpit kedua, sehingga bersandar di atas sumpit pertama. Atur genggaman ke posisi yang lebih nyaman.

Pastikan kedua ujung dari sempit dari kedua sumpit berada dalam posisi sejajar satu sama lain agar dapat mencegah keduanya saling bersilangan satu sama lain. Ketika sedang menjepit makanan.

Cara memakai sumpit ketiga adalah diantaranya membuka dan menutup sumpit, caranya pastikan ujung yang lebar dari kedua sumpit jangan sampai membentuk “X” karena hal ini akan membuatmu kesulitan dalam mengambil makanan.

4. Latihan Mengambil Makanan
Cara memakai sumpit terakhir latihan mengambil makanan, setelah mengetahui dasar-dasar menggunakan sumpit kini saatnya kamu berlatih agar terbiasa. Dengan mengambil makanan dari sudut 45° mungkin adalah yang termudah hingga saat ini. Ketika telah berada dalam keadaan stabil, angkat makanan tersebut. Jika terasa dalam keadaan tidak stabil, letakkan sumpit kembali dan coba lagi.

Etika Menggunakan Sumpit
Setelah memahami tata cara memakai sumpit yang benar kamu juga perlu mengetahui etika dalam menggunakannya, hal tersebut kemudian merupakan bentuk kesopanan ketika makan menggunakan sumpit. Berikut ini beberapa di antara etika penggunaan sumpit yang perlu kamu ketahui:

1. Aturan Berbagi Makanan
Gunakan sepasang sumpit penyaji untuk umum yang tidak pernah menyentuh mangkuk nasi atau makanan atau orang lain, kemudian ambil dengan ujung lainnya tidak untuk makan dengan menggunakan sumpit. Yaitu ujung lebar sumpit

2. Meletakkan Sumpit
Jangan letakkan sumpit dalam keadaan tegak lurus pada makanan. Hal ini kemudian dilihat sebagai pertanda buruk yang akan mengingatkan kepada dupa pemakaman. Jangan menancapkan makanan dengan ujung dari sumpit. Apabila semua cara lain gagal dilakukan, hal ini mungkin terasa seperti alternatif yang baik namun terlihat tidak sopan.

3. Saat Makan Nasi
Metode yang tepat dalam menggunakan sumpit saat makan nasi adalah dengan cara menggali. Jika semangkuk nasi diletakkan di depan dan apa yang kamu miliki adalah dua batang bambu, Kamu mungkin merasa seperti berada di sungai tanpa dayung. Namun hal ini sangat dapat diterima (dan normal) dalam mengangkat mangkuk nasi dekat dengan mulut dan makan dari sana. Demikian cara menggunakan sumpit saat makan nasi.

8 Aturan dan Cara Memakai Sumpit di Jepang
matcha-jp.comOrang Jepang tentunya telah terbiasa menggunakan sumpit sebagai alat makan. Namun bagaimana dengan orang asing?

Mungkin belum semua orang memahami caranya menggunakan sumpit. Terlebih lagi untukmu yang baru pertama kali menggunakan sumpit, mungkin masih belum tahu jika terdapat beberapa aturan dasar penggunaan sumpit ketika makan.

Di Jepang penggunaan sumpit ternyata tidak sembarangan, terdapat beberapa etika tertentu yang perlu dipatuhi. Bukan hanya aturan penggunaan sumpitnya saja namun cara penggunaan sumpit juga dapat diatur. Berikut delapan aturan menggunakan sumpit di Jepang:

1. Hashi-Watashi
Memiliki arti mengoper makanan dari sumpit ke sumpit dengan temanmu. Di Jepang cara ini kemudian dianggap mirip dengan cara mengambil tulang mayat pada saat kremasi. Oleh karenanya, penggunaan sumpit dengan cara ini dianggap tidak pantas dilakukan di meja makan. Jika kamu ingin memberikan makanan ke temanmu, ada baiknya kamu meletakan makanan itu di atas piring terlebih dahulu dan biarkan temanmu mengambilnya sendiri.

2. Yose-bashi
Yose-bashi memindahkan mangkuk dengan cara menariknya dengan sumpit. Dengan menggeser mangkuk dengan sumpit memang praktis, tetapi lebih baik kita menggesernya dengan tangan untuk menghargai makanan tersebut.

3. Sashi Bashi
Sashi-bashi artinya menusuk makanan dengan sumpit, seperti tombak. Terkadang tanpa sengaja kita kemudian menusuk makanan yang teksturnya bulat, licin, dan sulit diambil seperti kentang dan sebagainya. Di Jepang, sendiri jika melakukan ini maka akan dianggap sebagai perbuatan yang tercela. Terlebih jika kamu menusuk makanan dengan terlalu kuat hingga terpental keluar piring. Jika makanannya kemudian terjatuh ke meja makan, mereka kemudian akan menganggap makanan tersebut sebagai makanan yang tidak higienis lagi.

4. Neburi-Bashi
Di beberapa daerah seperti Kyoto dan Osaka, menjilat sumpit tanpa ada makanan yang dijepit dianggap sebagai perilaku yang tidak sopan dan perlu dihindari. Pada beberapa daerah di Kansai seperti [ada Kyoto dan Osaka menjilat disebut juga dengan “neburi”. Maka neburi-bashi artinya adalah “menjilat sumpit”. Maksudnya Ketika menjilat sumpit tanpa ada makanan yang dijepit atau Ketika makanan menempel pada sisi lainnya. Dengan melakukan neburi-bashi sendiri sangat tidak sopan dan wajib dihindari.

5. Watashi-Bashi
Dengan meletakan sumpit dalam keadaan melintang pada bagian atas piring atau mangkuk disebut juga dengan watashi-bashi. Kamu kemudian akan dikira telah “selesai makan” jika melakukan ini. Oleh karenanya, jika melakukannya tiba-tiba, mereka kemudian dapat beranggapan bahwa makanan itu tidak enak sehingga kamu tidak menghabiskannya. Letakan sumpit di tatakan sumpit yang telah disediakan. Meski demikian terkadang masih terdapat juga tempat makan Jepang yang tidak menyediakan tatakan sumpit. Untuk menghindari watashi-bashi, kamu dapat menaikkan ujung sumpit dan menyandarkannya ke mangkuk/piring seperti ini.

6. Tate-bashi
Kesalahan penggunaan sumpit lain yang seringkali dilakukan orang Jepang tersinggung ialah dengan menancapkan sumpit di atas nasi atau disebut tate-bashi. Dalam budaya Jepang sendiri, menancapkan sumpit secara vertikal di atas permukaan nasi hanya boleh dilakukan saat adanya ritual pemakaman. Sehingga tindakan ini kemudian harus dihindari ketika makan. Jika kamu masih merasakan kesulitan dalam menggunakan sumpit atau menyimpan sumpit, sebaiknya sumpit di atas mangkuk atau piring dalam posisi horizontal.

7. Watari-bashi
Watari-bashi adalah mengangkat dan meletakan makanan lagi di atas piring untuk mengambil makanan yang lain. Hal ini kemudian bermakna saat kamu mencelupkan makanan ke dalam saus untuk kedua kalinya. Dan orang lain tentunya tidak akan mau memakan makanan yang telah disentuh oleh sumpit orang lain. Karenanya makan lah makanan yang telah kamu sentuh sebelumnya.

8. Mayoi-bashi
Mayoi Bashi adalah memutar sumpit seperti orang kebingungan memilih makanan. Mayoi secara literal sendiri berarti nyasar, dengan gerakan kalian memutar sumpit seperti orang kebingungan dan dianggap mencerminkan isi kepala. Memutar sumpit kalian di atas piring-piring makanan dianggap sebagai suatu hal yang rakus dan plin-plan. Pilih makanan yang ingin dimakan dan ambil makanan itu dengan sumpit.

9. Hiroi Watashi
Hashi-watashi atau mengoper makanan dari sumpit ke sumpit dengan teman. Cara ini kemudian mirip dengan cara mengambil tulang mayat pada saat kremasi. Oleh karena tindakan ini dianggap tidak pantas dilakukan di meja makan. Jika kamu ingin mengoper makanan ke teman, sebaiknya kamu tinggal menaruh makanan itu di atas piring dan biarkan temanmu mengambilnya sendiri.

10. Mochi Bashi
Mochi Bashi merupakan suatu kondisi dimana seseorang diperbolehkan untuk menggenggam sumpit dan mangkok dengan menggunakan tangan yang sama. Hal ini kemudian dianggap tidak sopan, terlebih di hadapan orang yang lebih tua.

Etika Penggunaan dan Cara Memakai Sumpit di Berbagai Negara Asia
Sumpit atau lebih dikenal sebagai alat makan dari negara-negara di Asia. Namun berbeda negaranya, maka berbeda juga bahan dan ketebalan sumpitnya.

Etika penggunaannya pun juga berbeda-beda tergantung dari kepercayaan dan keyakinan masing-masing negara. Hal inilah yang kemudian menarik dibahas karena meski terlihat sederhana, namun penggunaannya saat makan tidak bisa main-main.

Terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan, apalagi jika kamu mau mengunjungi negara-negara ini. Mari simak lebih lengkapnya berikut ini:

1. Cara Memakai Sumpit di Jepang
unsplash.comDi Jepang, terdapat larangan untuk memindahkan makanan dari satu sumpit ke sumpit yang lain. Begitu juga dengan membentuk tanda X dengan sumpit atau menusuk nasi ataupun makanan lain dengan menggunakan sumpit hingga sumpit kemudian berdiri tegak.

Hal itu jadi terlarang karena semua posisi sumpit tersebut dilakukan pada upacara pemakaman sehingga dibawa ke kebiasaan makan sehari-hari. Dalam penggunaan sumpit bambu, adalah hal yang tidak sopan untuk kemudian menggosokkan sumpit setelah dipisahkan karena menggambarkan sumpit yang murah.

2. Cara Memakai Sumpit di China
unsplash.comPada negara China terdapat larangan untuk mengeluarkan bunyi pada mangkuk, saat makan karena hanya pengemis yang melakukan itu untuk menarik perhatian. Potong makanan daging atau tahu dengan sendok dan bukan dengan sumpit.

Kita juga tidak boleh menunjuk seseorang dengan menggunakan sumpit. Orang tua juga harus mengajarkan anak mereka cara memegang sumpit yang benar karena hal itu menggambarkan bagaimana cara orang tua mendidik anak.

Kemudian jangan ‘menggali’ makanan dengan sumpit karena dapat diartikan sebagai menggali kubur sendiri dan menggambarkan kemiskinan. Terakhir usai makan, letakkan sumpit di atas mangkuk.

3. Cara Memakai Sumpit di Korea
unsplash.comBiasanya sumpit dan sendok digunakan bersamaan dalam adat makan Korea. Pertama-tama pastikan orang tertua di meja makan mengangkat sendok dan sumpit terlebih dahulu, kemudian diikuti yang lain.

Selain makan mi, kita tidak boleh mengangkat piring atau mangkuk dekat dengan mulut karena dapat dianggap tidak sopan. Untuk itu, gunakan sendok untuk menadahi makanan yang diambil dengan sumpit, kemudian baru dimakan.

Saat selesai makan, letakkan sumpit disebelah kanan sendok karena kalau di kiri, itu adalah cara penyajian makanan saat pemakaman atau yang dikenal dengan jesa.

4. Cara Memakai Sumpit di Vietnam
unsplash.comDi Vietnam, sumpit sendiri digunakan untuk memakan apapun, termasuk diantaranya nasi goreng. Jangan sekali-kali meletakkan sumpit di mulut saat sedang memilih makanan karena bisa dianggap tidak sopan. Sumpit juga tidak boleh membentuk huruf V setelah makan, karena dapat diartikan sebagai pertanda buruk.

5. Cara Memakai Sumpit di Taiwan
unsplash.comBerbeda dengan Cina, di Taiwan di negara ini kita diperbolehkan untuk memisahkan dan memotong makanan dengan sumpit. Meski demikian sumpit tetap tidak boleh diletakkan di atas meja, melainkan diletakan di atas mangkuk.

Penggunaan sumpit juga tidak boleh terlalu lama di dalam mulut. Kita juga tidak boleh memberikan makanan langsung dari sumpit, melainkan ambil makanan dengan sumpit, kemudian letakkan pada piring atau mangkuk baru.

Rekomendasi Buku-Buku Terkait Cara Memakai Sumpit
1. Bahasa & Budaya Jepang Untuk Pemula Edisi Traveling

Buku ini diperuntukkan bagi orang yang ingin mengenal dasar bahasa dan budaya Jepang atau hendak berlibur ke Jepang. Dilengkapi dengan ilustrasi khas GENGOYA di setiap halamannya, membahas hal-hal dasar yang bervariasi dari tata krama, tips bepergian, hingga kosakata bahasa Jepang. Catatan bagi pembaca: buku ini bukanlah buku traveling yang merekomendasikan tempat-tempat spesifik ketika bertamasya.

2. Marugoto Bahasa & Kebudayaan Jepang : Aktivitas Dasar A2

Marugoto: Bahasa dan Kebudayaan Jepang adalah buku pelajaran yang disusun berdasarkan JF Standard yang merupakan standar pendidikan bahasa Jepang. Buku ini merupakan buku pelajaran Bahasa Jepang sebagai bahasa asing yang dikembangkan bagi pembelajar dewasa. Marugoto yang berarti utuh mempunyai pesan untuk menyampaikan pembelajaran bahasa dan budaya secara utuh, komunikasi aktual secara utuh serta kehidupan dan kebudayaan orang Jepang seperti apa adanya secara utuh. Buku Marugoto: Bahasa dan Kebudayaan Jepang tingkat Dasar A2 versi asli diterbitkan pada tahun 2014. Pada buku versi bahasa Indonesia, bagian berbahasa Inggris pada buku versi aslinya diubah ke dalam bahasa Indonesia. Buku ini merupakan tingkat lanjutan dari buku Marugoto: Bahasa dan Kebudayaan Jepang tingkat Pemula A1 versi bahasa Indonesia yang diterbitkan pada April 2016. Buku ini dibuat dalam dua paket, yaitu Katsudo atau Aktivitas (buku untuk kegiatan komunikatif) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan praktik berbahasa dan Rikai atau Pemahaman (buku untuk kompetensi berbahasa).

3. Indriani Seri Makanan Trendi untuk Usaha Boga – Fancy Sushi

Sushi selalu dicari, selain karena rasanya yang gurih juga karena menyehatkan. Apapun isiannya, bagaimanapun bentuknya, sushi pasti mengandung bahan dasar bergizi yaitu seafood dan sayuran. Buku ini berisi 25 kreasi fancy sushi dengan inovasi isian dan bentuk unik yang cocok untuk semua selera, seperti Fancy Flower Sushi, Fancy Grilled Tuna Temaki Sushi, Fancy Sausage Uramaki Sushi, Fancy Butterfly Sushi, Fancy Square Sushi, Fancy Candle Sushi, Fancy Radish & Egg Onigiri Sushi, Fancy Ice Cream Cone Onigiri Sushi, Fancy Soba Roll Sushi, dan Fancy Spaghetti Sushi.

4. Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang

Fumio Sasaki bukan ahli dalam hal minimalisme; ia hanya pria biasa yang mudah tertekan di tempat kerja, tidak percaya diri, dan terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain—sampai suatu hari, ia memutuskan untuk mengubah hidupnya dengan mengurangi barang yang ia miliki. Manfaat luar biasa langsung ia rasakan: tanpa semua “barangnya”, Sasaki akhirnya merasakan kebebasan sejati, kedamaian pikiran, dan penghargaan terhadap momen saat ini. Di buku ini, Sasaki secara sederhana berbagi pengalaman hidup minimalisnya, menawarkan tips khusus untuk proses hidup minimalis, dan mengungkapkan fakta bahwa menjadi minimalis tidak hanya akan mengubah kamar atau rumah Anda, tapi juga benar-benar memperkaya hidup Anda. Manfaat hidup minimalis bisa dinikmati oleh siapa pun, dan definisi Sasaki tentang kebahagiaan sejati akan membuka mata Anda terhadap apa yang bisa dihadirkan oleh hidup minimalis.

Sumber: dari berbagai sumber

BACA JUGA:

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.”

* Custom log
* Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
* Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
* Tersedia dalam platform Android dan IOS
* Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
* Laporan statistik lengkap
* Aplikasi aman, praktis, dan efisien